Menuju
Gerakan 2030, Euro Magament Galakkan Beasiswa Bahasa
Bimo Sasongko sedang melakukan
sambutan pada konferensi Pers di Kantor Euro Management. Perlu penguasaan
bahasa asing untuk menuju Gerakan Indonesia 2030.
|
Dalam
mengembangkan pendidikkan di Indonesia, Euro Management mengadakan program
beasiswa bahasa asing untuk para pelajar dan para jurnalis di Indonesia.
Program ini sudah berjalan selama 13 tahun. Namun, sayangnya belum ada respons
baik dari pemerintah. “Kami sudah coba meminta dukungan kepada pemerintah, tapi
belum ada respons,” Ujar penggagas program Euro Management, Bimo Sasongko di
Kantor Euro Management.
Akhirnya,
Euro Manajement bergerak sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Adapun dana
yang didapat, Euro mengumpulkan dana dari Pertamina dan beberapa Bank. Program
ini terinspirasi dari minimnya jumlah mahasiswa Indonesia di luar negeri
dibandingkan negara-negara lain. Sehingga tergeraklah pemikiran untuk
mendirikan program beasiswa jurnalis ini.
Hadirnya
program ini disambut baik oleh para pelajar, mahasiswa, dan jurnalis. Mereka antusisas mendaftar beasiswa Euro Management
yang berupa belajar bahasa asing gratis. Di antara beberapa bahasa yang
ditawarkan yakni bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan Jepang. Dengan
adanya beasiswa para pelajar menjadi semakin semangat dalam belajar.
Bimo
Sasongko berharap program ini dapat berjalan dengan baik. “Program ini bisa
diikuti oleh banyak peminat, sehingga banyak pelajar yang sekolah keluar
negeri,” tambahnya. Adanya suatu program pasti tak lepas dari sebuah hambatan,
begitupun Euro Management. Kurangnya informasi yang tersebar kepada para
pelajar dan jurnalis membuat Euro belum begitu eksis, namun sejauh ini peserta yang
ikut bergabung dalam program beasiswa kurang lebih sudah mencapai 3000.
Pendidikan
Indonesia harus terus digalakkan, demi mencapai Gerakan Indonesia 2030.
Berdasarkan Report World Bank and
McKinsey menyatakan Indonesia akan menjadi negara enam besar dunia, dengan
peringkat satu China, kemudian Amerika Serikat, Jepang, Brazil, Rusia dan
Indonesia di tahun 2030.
Desi Fitria
Komentar
Posting Komentar